Pada aspek literasi, ia tak henti meriset dan mengumpulkan literatur yang membahas seputar daluang. Di salah satu literatur, ungkap dia, disebutkan bahwa pada masa silam, sebelum menjadi kertas, daluang difungsikan menjadi pakaian.
.
Pada aspek eksplorasi, pohon saeh tak hanya dimanfaatkan Mufid untuk memproduksi daluang, tapi juga beraneka ragam prototipe karya seni. Mulai dari tas, kanvas hingga alat musik.
.
“Makanya, saya lebih memilih disebut sebagai tukang saeh karena bisa lebih leluasa mengeksplorasi,” ucap Ahmad Mufid Sururi sambil tersenyum.
Ia pun terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa saja yang tertarik terhadap daluang. “Ada yang tertarik berkolaborasi pada wujud lembarannya, ada juga yang pada proses produksi dan pejualannya,” ungkapnya.
Mufid juga selalu mengedukasi siapa pun yang tertarik pada daluang.
.
Sebagian besar ia lakukan di galerinya. Namun, tak jarang ia dipanggil sebagai narasumber dalam lokakarya yang diadakan oleh sekolah atau komunitas.
0 Thoughts on Tukang Saeh